Selasa, 28 Desember 2010
Sabtu, 18 Desember 2010
NATURAL AUDITORY ORAL (NAO)
Ada banyak pendekatan yang digunakan untuk anak dengan gangguan pendengaran. Dan ada banyak perbedaan yang dihasilkan karena perbedaan pendekatan yang digunakan pada saat gangguan pendengaran terdeteksi akan memiliki efek jangka panjang pada perkembangan anak dan kehidupannya pada masa datang. Oleh karena itu keluarga perlu menerapkan penanganan tepat untuk anak dengan gangguan pendengaran karena memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk masa depan anak tersebut.
Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa, apabila anak dengan gangguan pendengaran berat atau bahkan sangat berat mendengarkan dengan baik, maka kualitas dari bicara mereka kadang mengagumkan bagi para professional yang tidak berpengalaman tentang apa yang akan terjadi apabila kemampuan mendengarnya diaktifkan akan dapat terbangun dengan baik.Pendekatan ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa, hanya 3 % dari anak dengan gangguan pendengaran yang kedua orang tuanya tuna rungu.
Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa, apabila anak dengan gangguan pendengaran berat atau bahkan sangat berat mendengarkan dengan baik, maka kualitas dari bicara mereka kadang mengagumkan bagi para professional yang tidak berpengalaman tentang apa yang akan terjadi apabila kemampuan mendengarnya diaktifkan akan dapat terbangun dengan baik.Pendekatan ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa, hanya 3 % dari anak dengan gangguan pendengaran yang kedua orang tuanya tuna rungu.
Kehilangan pendengaran pada anak-anak
Kehilangan pendengaran bukan hanya masalah pada orang berusia tua. Banyak anak-anak menderita kehilangan pendengaran. Penyebabnya bervariasi mulai dari genetik, infeksi, penyakit, faktor obat-obatan/lingkungan atau cedera. Anak-anak juga mungkin terlahir dengan kehilangan pendengaran (congenital) atau mengalaminya pada saat bayi atau anak-anak. Seorang audiologis (spesialis pendengaran) atau seorang dokter THT bisa membantu menentukan tingkat keparahan dari kehilangan pendengaran pada seorang anak dan perawatan yang sesuai dan bermanfaat bagi anak.
Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan anak untuk berkomunikasi. Anak-anak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa dengan mendengar dan meniru suara dari lingkungan mereka. Karena itu, anak yang tidak bisa mendengar semua bunyi di lingkungan mereka mengalami kesulitan untuk mengerti, berkomunikasi, dan belajar tentang dunia di sekitar mereka.
Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan anak untuk berkomunikasi. Anak-anak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa dengan mendengar dan meniru suara dari lingkungan mereka. Karena itu, anak yang tidak bisa mendengar semua bunyi di lingkungan mereka mengalami kesulitan untuk mengerti, berkomunikasi, dan belajar tentang dunia di sekitar mereka.
Komunikasi Sehari-hari Anak Tuna Rungu
Dalam percakapan sehari-hari dengan kata-kata yang sudah “dimengerti” ATR, bukan ketika sedang terapi atau mengajarkan kata/kalimat baru (maksud “dimengerti”: ATR sudah paham yang kita maksud, walaupun kadang ia bisa merespon dengan kata-kata dan kadang belum bisa)
Untuk itu ATR perlu dilibatkan ke komunitas umum supaya sedikit demi sedikit belajar sampai suatu saat bisa mengejar ketertinggalannya.Jadi perlu pengertian dan kerjasama semua pihak yang terkait dengan kehidupan sehari-hari ATR (keluarga, pengasuh, guru sekolah, terapis wicara, teman-teman, tetangga) untuk:
1. Tidak memandang mereka sebagai anak yang khusus jadi tidak perlu mengajaknya berkomunikasi dengan cara khusus (memperlihatkan gerak bibir, berbicara keras/teriak, bahasa isyarat/gerakan tangan)
2. Memahami keterbatasan komunikasinya karena akibat kelainan pada pendengarannya sehingga belum banyak kosa kata (tetapi umumnya perkembangan intelektualnya biasa) dan berbicara secara normal sebagaimana berbicara pada orang normal,namun terkadang saat berkomunikasi dengan ATR perlu memberinya ruang untuk mengejar ketertinggalannya perkembangan bahasa.
Paradigma yang sangat sulit dirubah di kalangan masyarakat adalah mengubah paradigma dan persepsi kebanyakan orang terhadap anak tuna rungu: Bahwa anak tuna rungu tidak bisa mendengar, sehingga harus bicara berhadap-hadapan dengan perlihatkan gerak bibir, dengan suara keras/teriak, dengan bantuan isyarat/gerakan tangan.Paradigma ini membuat anak tunarungu rendah diri,seharusnya kita perlu membuatnya nyaman berkomunikasi dengan kita.yakinilah bahwa ATR dapat menjalani hidup mandiri kelak,menciptakan suatu hal yang luar biasa.
Untuk itu ATR perlu dilibatkan ke komunitas umum supaya sedikit demi sedikit belajar sampai suatu saat bisa mengejar ketertinggalannya.Jadi perlu pengertian dan kerjasama semua pihak yang terkait dengan kehidupan sehari-hari ATR (keluarga, pengasuh, guru sekolah, terapis wicara, teman-teman, tetangga) untuk:
1. Tidak memandang mereka sebagai anak yang khusus jadi tidak perlu mengajaknya berkomunikasi dengan cara khusus (memperlihatkan gerak bibir, berbicara keras/teriak, bahasa isyarat/gerakan tangan)
2. Memahami keterbatasan komunikasinya karena akibat kelainan pada pendengarannya sehingga belum banyak kosa kata (tetapi umumnya perkembangan intelektualnya biasa) dan berbicara secara normal sebagaimana berbicara pada orang normal,namun terkadang saat berkomunikasi dengan ATR perlu memberinya ruang untuk mengejar ketertinggalannya perkembangan bahasa.
Paradigma yang sangat sulit dirubah di kalangan masyarakat adalah mengubah paradigma dan persepsi kebanyakan orang terhadap anak tuna rungu: Bahwa anak tuna rungu tidak bisa mendengar, sehingga harus bicara berhadap-hadapan dengan perlihatkan gerak bibir, dengan suara keras/teriak, dengan bantuan isyarat/gerakan tangan.Paradigma ini membuat anak tunarungu rendah diri,seharusnya kita perlu membuatnya nyaman berkomunikasi dengan kita.yakinilah bahwa ATR dapat menjalani hidup mandiri kelak,menciptakan suatu hal yang luar biasa.
Jumat, 17 Desember 2010
Anak tunarungu
Mengenalkan suara pada anak tunarungu
Bagi anak yang berpendengaran normal, rasanya biasa saja ketika ia mengenali suara. Karena sudah terbiasa mendengar sedari bayi. Tapi tidak untuk anak Tuna Runggu (TR). Mendengar bagi mereka perlu proses dan pengenalan secara baik dan benar. Selain itu tak mudah menjelaskan bagaimana bunyi suara itu.
Untuk anak yang terdeteksi tunarunggu memang ada baiknya sejak kecil menggunakan hearing aid (alat bantu dengar). Hal ini untuk membiasakan anak tunarunggu bahwa sekitarnya itu tidak sunyi. Karena apabila anak dibiarkan dalam kesunyian, tentunya akan sulit lagi proses pengenalan suara. Akibat telah merasa nyaman dengan kesunyian.
Sebagai contoh, apabila mengenalkan kata "bus". Tidak serta merta anaknya mengerti apa itu bus. Namun perlu dikenalkan dengan mengajaknya ke terminal bus dan kemudian mencobanya. Maka dengan begitu anak tunarunggu paham apa itu yang namanya bus. Begitupun juga binatang dan suaranya, penting sekali menunjukan seperti apa bentuk binatang tersebut dan bagaimana suara binatang itu. Semakin sulit kata yang di kenalkan perlu semakin kreatiflah menjelaskannya, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami anaknya.
Bagi orang yang berpendengaran normal mungkin tak pernah terpikirkan bagaimana proses mendengar itu. Namun bagi anak tunarunggu (TR), mendengar suara dan mengenalinya merupakan hal yang luar biasa. Mendengar banyak hal dan membedakan suara merupakan hal yang menarik bagi mereka.
Saya kagum sekali pada orangtua anak tunarungu tentunya tak mudah mengajari anaknya secara konsisten untuk mendengar dan mengenalkan banyak kata. Tentunya perlu kesabaran tinggi dan kreatifitas dalam mengajarkan anak mendengar dan berbicara.Selain orang tua pendidik, terapis dan dan lingkungannya juga berperan dalam perkembangan kosa kata anak tunarungu.
Sehingga ketika anaknya mulai merespon ketika diajak berkomunikasi, betapa bahagianya orangtuanya. Karena usaha yang mereka lakukan tidaklah sia-sia.
Untuk anak yang terdeteksi tunarunggu memang ada baiknya sejak kecil menggunakan hearing aid (alat bantu dengar). Hal ini untuk membiasakan anak tunarunggu bahwa sekitarnya itu tidak sunyi. Karena apabila anak dibiarkan dalam kesunyian, tentunya akan sulit lagi proses pengenalan suara. Akibat telah merasa nyaman dengan kesunyian.
Sebagai contoh, apabila mengenalkan kata "bus". Tidak serta merta anaknya mengerti apa itu bus. Namun perlu dikenalkan dengan mengajaknya ke terminal bus dan kemudian mencobanya. Maka dengan begitu anak tunarunggu paham apa itu yang namanya bus. Begitupun juga binatang dan suaranya, penting sekali menunjukan seperti apa bentuk binatang tersebut dan bagaimana suara binatang itu. Semakin sulit kata yang di kenalkan perlu semakin kreatiflah menjelaskannya, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami anaknya.
Bagi orang yang berpendengaran normal mungkin tak pernah terpikirkan bagaimana proses mendengar itu. Namun bagi anak tunarunggu (TR), mendengar suara dan mengenalinya merupakan hal yang luar biasa. Mendengar banyak hal dan membedakan suara merupakan hal yang menarik bagi mereka.
Saya kagum sekali pada orangtua anak tunarungu tentunya tak mudah mengajari anaknya secara konsisten untuk mendengar dan mengenalkan banyak kata. Tentunya perlu kesabaran tinggi dan kreatifitas dalam mengajarkan anak mendengar dan berbicara.Selain orang tua pendidik, terapis dan dan lingkungannya juga berperan dalam perkembangan kosa kata anak tunarungu.
Sehingga ketika anaknya mulai merespon ketika diajak berkomunikasi, betapa bahagianya orangtuanya. Karena usaha yang mereka lakukan tidaklah sia-sia.
Langganan:
Postingan (Atom)