Ternyata Kawat gigi bisa dijadikan alat bantu penderita tunarungu mendengar. Solusi inovatif bagi mereka yang terganggu pendengarannya.Ilmuwan AS bekerja sama dengan perusahaan teknologi Sonitus Medical mengembangkan sebuah perangkat yang bisa membantu para tunarungu.
Jika pada umumnya alat bantu pendengaran dipasang di telinga, maka perangkat baru ini dipasang pada gigi seperti memakai kawat gigi. Gadget ini mengantar suara melalui alat yang dijepitkan di gigi dan mengirim suara melalui tulang muka ke pusat indera pendengaran.
Kawat Gigi sebagai ABD
Alat bernama Sound-Bite ini membantu tunarungu yang tidak bisa menggunakan alat bantu pendengaran konvensional, termasuk pasien tunarungu yang juga mengidap eksem atau mereka yang memiliki saluran telinga terlalu sempit.
Sound-Bite bekerja dengan memanfaatkan teknik konduksi tulang untuk memperbesar suara. Teknik ini mulai sering digunakan untuk membantu tunarungu berkomunikasi. Pasalnya, telah terbukti bahwa tulang sangat baik dalam penyampaian suara dalam tubuh. Demikian keterangan yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (24/11/2009).Alat bantu dengar tradisional umumnya menguatkan suara-suara di udara sebelum disampaikan ke lubang telinga dan mencapai gendang telinga. Saat menyentuh gendang telinga, suara-suara ini akan menimbulkan getaran yang disalurkan melalui tulang kecil ke bagian dalam telinga bernama rumah siput.
Cairan di dalam rumah siput lalu bergerak, menstimulasi sel-sel rambut kecil yang kemudian memberi sinyal-sinyal ke saraf pendengaran yang bergerak ke otak. Sayangnya proses ini tidak bisa terjadi pada semua tunarungu.
Berbeda dengan Sound-Bite, alat ini terdiri dari alat bantu dengar dalam bentuk klip kecil yang ditempelkan di bagian belakang telinga. Alat ini mengolah suara yang tertangkap dan mengirimkan sinyal ke alat kedua yang dipasang di mulut, menyerupai kawat gigi. Saat mendapatkan sinyal dari perangkat di telinga, kawat di gigi akan mengubahnya menjadi getaran-getaran lembut yang disampaikan ke gigi, lalu ke tulang pipi lalu ke rumah siput di bagian dalam telinga. Getaran ini selanjutnya diterjemahkan oleh saraf pendengaran dan dikirimkan ke otak.Para perancang alat ini berharap, Sound-Bite bisa menjadi alternatif bagi tunarungu yang tidak bisa menggunakan alat bantu dengar konvensional.
Jika pada umumnya alat bantu pendengaran dipasang di telinga, maka perangkat baru ini dipasang pada gigi seperti memakai kawat gigi. Gadget ini mengantar suara melalui alat yang dijepitkan di gigi dan mengirim suara melalui tulang muka ke pusat indera pendengaran.
Kawat Gigi sebagai ABD
Alat bernama Sound-Bite ini membantu tunarungu yang tidak bisa menggunakan alat bantu pendengaran konvensional, termasuk pasien tunarungu yang juga mengidap eksem atau mereka yang memiliki saluran telinga terlalu sempit.
Sound-Bite bekerja dengan memanfaatkan teknik konduksi tulang untuk memperbesar suara. Teknik ini mulai sering digunakan untuk membantu tunarungu berkomunikasi. Pasalnya, telah terbukti bahwa tulang sangat baik dalam penyampaian suara dalam tubuh. Demikian keterangan yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (24/11/2009).Alat bantu dengar tradisional umumnya menguatkan suara-suara di udara sebelum disampaikan ke lubang telinga dan mencapai gendang telinga. Saat menyentuh gendang telinga, suara-suara ini akan menimbulkan getaran yang disalurkan melalui tulang kecil ke bagian dalam telinga bernama rumah siput.
Cairan di dalam rumah siput lalu bergerak, menstimulasi sel-sel rambut kecil yang kemudian memberi sinyal-sinyal ke saraf pendengaran yang bergerak ke otak. Sayangnya proses ini tidak bisa terjadi pada semua tunarungu.
Berbeda dengan Sound-Bite, alat ini terdiri dari alat bantu dengar dalam bentuk klip kecil yang ditempelkan di bagian belakang telinga. Alat ini mengolah suara yang tertangkap dan mengirimkan sinyal ke alat kedua yang dipasang di mulut, menyerupai kawat gigi. Saat mendapatkan sinyal dari perangkat di telinga, kawat di gigi akan mengubahnya menjadi getaran-getaran lembut yang disampaikan ke gigi, lalu ke tulang pipi lalu ke rumah siput di bagian dalam telinga. Getaran ini selanjutnya diterjemahkan oleh saraf pendengaran dan dikirimkan ke otak.Para perancang alat ini berharap, Sound-Bite bisa menjadi alternatif bagi tunarungu yang tidak bisa menggunakan alat bantu dengar konvensional.
0 komentar:
Posting Komentar